Tulisan kita di blog terkadang tidak murni hasil pemikiran sendiri. Terutama yang berbau ilmiah. Sehingga dalam tulisan itu perlu memberikan link rujukan atau link eksternal(Wikipedia) di postingan apabila kita mengutif atau ingin memberikan sumber bacaan yang relevan. Sama seperti halnya sebuah buku, ada daftar pustaka atau 'footnote', untuk menjelaskan sumber hasil pemikirannya.
Link Eksternal Sebagai bentuk Penghargaan dan Kredibilitas Tulisan
Sebuah link eksternal/rujukan pada blog, atau daftar pustaka pada buku, itu sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan atas usaha atau pemikiran seseorang. Selain itu untuk menghindari tulisan kita tidak disebut hasil plagiat atau pada blog mungkin disebut copas (copy, paste). Sebenarnya sebuah rujukan ini bisa mencerminkan kualitas hasil tulisan. Sebuah buku yang baik terkadang dapat dilihat dari daftar pustakanya.
Dalam blog, untuk masalah rujukan yang selanjutnya saya sebut link eksternal ini lebih kompleks. Ada tata cara yang perlu diperhatikan, lihat 'Link Text' untuk lebih lengkapnya. Intinya sebuah rujukan itu adalah sebuah link aktif, yang apabila diklik akan menuju halaman yang terkait. Bukan sekedar berupa text atau url tanpa link aktif. Ini adalah persoalan etika ngeblog (belum ada konvensi), seperti dijelaskan dalam 'Trekking Panduan Etika Blog' kejujuran sebuah konten atau kredibilitas.
Yup. Sebuah kejujuran sebuah nilai yang mahal.
Dilema SEO dengan Etika
Nah ada dilema disini (kalau bisa dikatakan begitu). Ketika SEO mulai diperkenalkan (ngak tau kapan diperkenalkan). Ada keenganan pada postingan untuk membuat link eksternal (aktif), apalagi mengumbarnya. Logika SEO nya, link eksternal akan memperkuat blog yang dirujuk dari pada yang merujuk di search engine. Logika inilah yang menurut saya (bisa diperdebatkan) dipergunakan dengan tidak benar, sehingga mengabaikan nilai etika.
Tidak benar digunakan? Begini:
- Kenapa takut kita memberikan link eksternal, jika tulisan kita tersebut adalah pengembangan dari hasil tulisan orang lain. Jadi si pembaca mengetahui letak perbedaan dan pengembangannya, sehingga bisa ada diskusi didalamnya.
- Kenapa takut kita memberikan link eksternal, jika tulisan kita itu memang secara sengaja mengutif hasil usaha atau pemikiran seseorang. Jadi pertanggung jawaban hasil kutif/copas itu tetap dipenulis utamanya bukan di kita. Misal kita mencopas sebuah tutorial tertentu tanpa memberikan link eksternal sumber aslinya. Apakah anda dapat menjelaskan dengan baik jika hasil copas anda itu kemudian di komentar ada yang menanyakan hal yang detil mengenai script yang dipakai?
- dll.
Contoh Sederhana sebagai Perbandingan
Lewat contoh berikut ini mungkin akan dapat lebih jelas kenapa kita tidak perlu takut membuat link eksternal aktif.
Saya mengambil contoh Speckyboy yang mengambil konsep blog majalah desain.
Lihat ke tiap artikelnya, blog tersebut bisa memberikan link eksternal aktif sampai lebih dari sepuluh, bahkan tanpa atribut
rel="nofollow"
. Kenapa blog tersebut berani mengumbar link eksternal, apakah dia tidak takut secara SEO dia akan lemah (jika merujuk logika SEO diatas) ?Nah disinilah letak profesionalitas dari blog tersebut:
- Artikel yang disajikan adalah hal yang bermutu atau sangat berguna bagi pembacanya.
- Link eksternalnya didalam artikel tersebut adalah link yang memang berkualitas/relevan dan sebagai penghargaan blog tersebut terhadap link rujukannya agar si pembaca dapat mempelajari lebih dalam disana.
Dengan dua hal diatas, membuat artikel blog tersebut di hargai oleh si pembacanya, yang akhirnya kualitas artikel tersebut kemudian banyak di bookmarks. Selain itu blog tersebut juga dapat penghargaan balik dari siempunya blog yang mendapat link darinya. Jadi ada trafik timbal balik yang alami disana.
Lebih spesifik lagi lihat dua alamat berikut, yang mengangkat tema 'free theme' atau 'template':
- 50 Surprisingly Amazing Themes for Blogger, dan
- 25 Free High Quality WordPress Themes for Professional Blogging
Mana yang lebih profesional di dua artikel tersebut dalam penyajiannya, maupun link eksternalnya?
Tentunya artikel Speckyboy. Dia sangat menghargai siempunya template. Dengan memberikan link aktif ke pembuat template, dan tidak memberikan link download langsung, tapi ke artikelnya.
Jadi selain memberi penghargaan atas siempunya template, juga menghindari tanggung jawab jika ada pertanyaan seputar template tersebut. Tidak memberikan link download langsung pun untuk menghindari 'broken link', seperti free template yang disimpan di tempat gratisan yang suatu saat bisa hangus akunnya.
Penutup
Kalau ada pertanyaan 'kenapa takut mengumbar link eksternal?' saya jawab tidak usah takut, selama memang link eksternal itu memang diperlukan dan berkualitas, serta sebagai penghormatan atau penghargaan terhadap usaha atau pemikiran seseorang. Ini terkait dengan persoalan moral/etika.
Kalau ada pertanyaan 'mengumbar link eksternal akan melemahkan blog secara SEO?' Saya jawab relatif, selama link eksternal itu digunakan dengan tepat. Lihat Speakyboy apakah blognya secara SEO lemah? SEO itu melihat kualitas konten, baik itu yang dirujuk maupun yang merujuk. SEO itu lebih senang dengan blog yang beretika dari pada hasil copas.
---
catatan: tulisan ini sebagai refleksi, berupa sindiran atas diri sendiri.
0 comments:
Posting Komentar